Pesona keindahan Gunung Bromo masih menjadi destinasi wisata favorit wisatawan

Gunung bromo




(Rekreasi Murah), 16 mei 2022 saya berkesempatan untuk mengunjungi kembali Gunung Bromo setelah adanya pandemi dan dunia pariwisata mati suri, alhamdulillah sekali saya masih di percaya oleh Alisa Tour untuk membawa rombongan open trip nya menuju Bromo, 

Pagi itu saya semangat sekali karena memang sudah lama sekali tidak membawa rombongan untuk sekedar jalan - jalan, kebetulan open trip kali ini kami menggunakan kereta api untuk menuju stasiun pasarturi, sebanyak 70 orang yang mengikuti open trip kali ini, kami berangkat ke Surabaya menggunakan kereta, sampai surabaya malam hari dan kami pun langsung berganti kendaraan dengan menggukan armada elf sebanyak 4 unit, kami langsung menuju ke daerah Tumpang karena kami di berikan penginapan oleh Alisa tour di daerah Tumpang, dan juga armada jeep yg kita pakai untuk city tour Bromo menggunakan armada dari temen - temen operator di daerah Tumpang, seperti yang kita tau masuk ke kawasan Bromo terdapat 3 pintu utama, yakni dari Sukapura, dari Tumpang dan dari Lumajang.

Tanpa istirahat yang cukup kami langsung menaiki jeep yang sudah siap menunggu rombongan kita, berangkatlah kami menuju ke pananjakan satu, akan tetapi pananjakan satu sudah penuh sesak dengan pengunjung yang lain, akhirnya kami memutuskan untuk melihat sun rise di point mentigen. Luar biasa para pecinta rekreasi murah antusias para traveller untuk mengunjungi gunung Bromo, baru kali ini saya melihat banyak sekali motor yang masuk ke kawasan Bromo, dan baru kali ini juga saya mendapati kemacetan yang luar biasa di gunung bromo.

Sedikit cerita tentang Gunung Bromo ya para pecinta rekreasi murah, berdasarkan cerita sejarah dan legenda Gunung Bromo berasal dari nama Brahma yaitu Gunung yang di anggap suci oleh masyarakat suku Tengger, kemudian orang jawa menyebutnya gunung Bromo. Suku Tengger adalah masyarakat asli yang berada di kawasan kaki gunung Bromo Semeru yang berasal dari penduduk asli kerajaan majapahit.

Gunung bromo

Gunung bromo

Pada zaman dahulu kala ketika kerajaan Majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah, penduduk asli Majapahit melarikan diri untuk mencari tempat tinggal yang baru untuk menyelamatkan hidup mereka, dan pada akhirnya mereka terbagi menjadi dua bagian, yang pertama menuju ke kawasan gunung Bromo Semeru dan yang kedua menuju pulau Bali, karena berasal dari lokasi yang sama sehingga ke 2 lokasi ini mempunyai kesamaan akan budaya, agama, dan adat istiadat yaitu menganut kepercayaan agama Hindu.

Masyarakat suku Tengger yang berada di kawasan Gunung Bromo berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang di yakini sebagai asal usul nama Tengger, " Teng" akhiran nama Roro An"Teng"  dan " ger " akhiran nama Joko Se"ger" dan gunung Bromo sendiri di percaya sebagai Gunung suci, mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma orang jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Itulah para pecinta rekreasi murah sejarah dan legenda terbentuknya gunung Bromo purba.

Dari waktu ke waktu masyarakat suku Tengger hidup makmur dan damai, namun sang oenguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah benerapa lama pasangan Roro Anteng dan Joko Seger berumah tangga belum juga di karuniai seorang anak, kemudian di putuskan untuk naik ke puncak Gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada yang maha kuasa agar segera di karunia keturunan.

Tiba - tiba ada suara ghaib bahwa permintaan mereka akan terkabul tapi dengan satu syarat, apabila sudah mempunyai keturunan, anak yang bungsu harus di korbankan di kawah gunung Bromo, pasangan Roro Anteng dan Joko Seger menyanggupinya dan kemudian di dapatkanya 25 orang putra dan putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan puta-putrinya, singkat cerita pasangan Roro Anteng dan Joko Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dan akan menimpakan malapetaka, dan kemudian langit menjadi gelap gulita dan terjadilah prahara kawah gunung Bromo menyemburkan api.

Kusuma anak bungsunya hilang dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah gunung Bromo, bersamaan dengan hilangnya Kusuma terdengar suara ghaib " saudara saudaraku yang saya cintai, aku telah di korbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua, hiduplah damai dan tentram, sembahlah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji berupa hasil bumi dan di persembahkan kepada Hyang Widi asa di kawah gunung Bromo." Sampai sekarang kebiasaan ini masih slalu di lakukan secara turun temurun oleh masyarat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada dipoten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

Itu dia para pecinta rekreasi murahsedikit cerita tentang gunung Bromi, dan tentunya saya ucapkan terima kasih banyak untuk Alisa tour yang udah mempercayakan rombonganya kepada saya terutama kepada bapak Arif selaku owner dari Alisa tour, tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh peserta open trip kali ini atas kerjasamanya selama perjalanan, sehingga tidak ada kendala apapun selama tour berlangsung, tak lupa juga saya pribadi meminta maaf yang sedalam-dalamnya apa bila dalam perjalanan kali ini mas8h terdapat tutur kata, tingkah laku, dan juga pelayanan saya yang kurang berkenan saya hanyalah manusia biasa tempatnya salah.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah kesalahan milik saya pribadi. Dan sampai jumpa di trip selanjutnya.

Gunung bromo

Gunung bromo







home


Posting Komentar

0 Komentar